Tarunaglobalnews.com Donggala — Proses verifikasi dan validasi (verval) data Anak Tidak Sekolah (ATS) di wilayah Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala terkendala serius akibat akses jalan yang ekstrem dan minimnya keberadaan warga di desa-desa setempat. Menurut Jihaddin, salah seorang relawan lapangan, hampir seluruh desa di Pinembani sulit dilakukan pendataan karena kondisi wilayah yang sepi dan aktivitas masyarakat yang mayoritas bekerja di kebun.
“Kami dari tim Pinembani sulit melakukan verval karena hampir semua desa hampir tidak ada penghuninya, dan seluruh perangkat desa sulit ditemui karena mereka rata-rata berkebun,” ujar Jihaddin.
Akses menuju desa-desa di Pinembani juga menjadi tantangan besar bagi tim verval. Medan yang berat, jarak antar-desa yang berjauhan, serta jalan yang sulit dilalui membuat proses pelayanan dan pendataan membutuhkan usaha ekstra. Keterangan ini juga dikuatkan dengan penuturan Kepala Dinas Kabupaten Donggala yang sangat terbantu dengan adanya relawan yang mau turun ke Pinembani untuk Verifikasi dan Validasi data.
“Perjalanan ke Pinembani akan sangat menguras tenaga karena aksesnya yang sangat sulit. Maka kami sangat terbantu sekali dengan adanya relawan pendidikan di Pinembani dari Yayasan Gerakan Beramal Baik yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” tambahnya.
Kondisi dilapangan juga mengharuskan relawan untuk menggunakan kendaraan khusus dengan sewa sehari 150 ribu, hal ini tentu membutuhkan tambahan pembiayaan yang tidak sedikit untuk bisa turun ke lapangan.
Kondisi ini berdampak langsung pada lambatnya proses verval ATS serta distribusi informasi penting kepada masyarakat. Aparatur desa yang sulit dijangkau turut memperpanjang waktu koordinasi dan pelayanan administrasi. Pihak desa dan kecamatan diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dengan para relawan serta mendorong peningkatan infrastruktur jalan untuk memastikan pelayanan masyarakat dan pendataan ATS dapat berjalan lebih optimal di seluruh wilayah Pinembani. (Safari)


0 Komentar