Taruanglobalnews.com Jakarta – Aksi demo yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia belakangan ini kian memanas. Sorotan publik pun tak terbatas pada masyarakat biasa, melainkan juga datang dari Tokoh Agama hingga Tokoh Masyarakat.
Sayangnya, niat tulus mahasiswa yang semula ingin membawa perubahan bagi negeri ini justru ternodai oleh ulah segelintir pihak yang menunggangi aksi dengan kekerasan, penjarahan, serta perusakan fasilitas umum. Kondisi ini dinilai dapat menimbulkan kerugian besar dan berpotensi menjerumuskan Indonesia ke dalam keterpurukan.
Tak hanya itu, perhatian publik juga tertuju pada institusi Kepolisian. Aparat dianggap tak lagi sekadar menjalankan tugas sesuai S.O.P, namun justru dicurigai menunjukkan keberpihakan kepada penguasa, khususnya anggota DPR yang memicu kemarahan rakyat dengan berbagai pernyataan kontroversial.
Pidato Presiden RI Prabowo Subianto sebelumnya bahkan sempat menyinggung kejenuhannya terhadap birokrasi pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. Ia mengaku mendukung aspirasi demo, namun keras mengecam aksi anarkis, penjarahan, dan perusakan yang membuat esensi perjuangan rakyat tercoreng.
Menanggapi hal ini, Pajar Saragih selaku Pimpinan Redaksi media online nasional derapperistiwa.id dengan tegas menyayangkan terjadinya kerusuhan. Ia menilai, aksi anarkis tersebut bukan murni dari mahasiswa, melainkan ada indikasi pihak-pihak tertentu yang sengaja membayar provokator demi menodai tujuan mulia gerakan.
“Situasi ini bisa menjadi 98 jilid dua. Karena itu, Presiden harus segera mengambil sikap tegas. Usut tuntas aktor-aktor yang diduga mendalangi kerusuhan. Jangan biarkan mereka mengaburkan suara rakyat. Selain itu, kepolisian juga harus benar-benar netral dalam pengamanan. Libatkan TNI secara penuh, sebab kredibilitas TNI di mata rakyat masih indah dan menyatu dengan masyarakat,” tegas Pajar Saragih.(**)
0 Komentar