Breaking News

6/recent/ticker-posts

Warga Masyarakat Keluhkan Adanya Truk-truk Ukuran "Raksasa" Parkir Sembarangan

Tarunaglobalnews.com Simalungun — Harapan masyarakat sekitar, aktivitas dan mobilitas proses hasil produksi yang dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan industri yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei kecamatan Bosar Maligas kabupaten Simalungun, Sumatera Utara - Indonesia memberikan dampak yang besar dan positif bagi hajat hidup warga sekitarnya. Dan seminimal mungkin "mencederai" hati dan kenyamanan yang selama ini dirasakan oleh warga masyarakat sekitar dari segala aspek sosial.

Sudah menjadi pemandangan yang dianggap "lumrah" bagi para pelaku bisnis yang telah beroperasi di KEK Sei Mangkei, namun menimbulkan keresahan serta kesan "risih" bagi masyarakat sekitar terutama para pengguna jalan lintas Sumatera antara masjid Agung Perdagangan - menuju pintu tol Lima puluh. Pasalnya, dibeberapa titik jalinsum tersebut kerap didapati deretan truk-truk ukuran besar jenis kontainer maupun tangki yang parkir di bahu jalinsum tersebut. Hal itu tentunya menimbulkan dampak yang dapat merugikan bagi para pengguna jalan lainnya.

Seperti yang dituturkan oleh ibu Wati (48) warga nagori Perlanaan yang setiap harinya melintasi jalinsum menuju kota Perdagangan untuk aktivitas dagangnya." Setiap hari saya lewat jalan ini bang. Sudah menjadi konsumsi kita beberapa bulan terakhir ini setiap melewati jalan menuju Perdagangan untuk menikmati jalan-jalan yang berlubang dan berdebu di beberapa titik. Selain itu, kerap kali kita dihadapkan pada situasi sulit saat melintas di jalan yang berukuran sempit dan berlubang, namun ditempat yang sama berjejeran truk-truk besar yang dari atau menuju kawasan Sei Mangkei yang menurut warga-warga sini truk-truk besar itu dari Unilever, Aice dan lainnya parkir lama di bahu jalinsum sampai dekat masjid Agung Perdagangan. Apalagi waktu lewat tengah hari hingga malam. Terkadang saat sama-sama melintas, truk-truk besar yang dari dan menuju kawasan itupun terkesan seperti "merajai" jalan ini. Kita-kita yang mengendarai sepeda motor harus mengalah turun dari jalan aspal nya. Lebih parahnya lagi kalau di musim kemarau seperti sekarang ini bang, debu-debu yang beterbangan akan lebih pekat akibat lindasan roda-roda truk raksasa itu."sungutnya dengan nada kesal.

Ditemui di tempat berbeda, Muhadi (40) warga Perdagangan yang juga diketahui sebagai penggiat sosial media menyayangkan kebiasaan para supir-supir truk raksasa jenis kontainer dari Unilever, Aice dan lainnya yang jumlahnya semakin banyak melintasi jalinsum sekitar kawasan Sei Mangkei dan parkir sembarangan di bahu jalan." Sepertinya perlu diberikan pemahaman dan penertiban oleh dinas-dinas terkait terhadap para supir ataupun perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan mereka agar tidak memarkirkan di sepanjang jalinsum antara Perdagangan - tol Lima puluh. Sepengetahuan kita, pihak pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei tentunya sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap untuk menanggulangi persoalan parkiran truk-truk ukuran besar jenis kontainer agar tidak menggangu kenyamanan pengendara lain yang melintas di jalinsum. Dan mungkin pihak pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei sesegera mungkin untuk menyikapi hal-hal yang menimbulkan penilaian negatif dan menjadi keresahan masyarakat serta mengganggu kenyamanan juga dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya."ujarnya. (Des) 

Posting Komentar

0 Komentar