Breaking News

6/recent/ticker-posts

PRESIDEN JOKOWI KUNJUNGI PASAR KAWAT TANJUNGBALAI, CEK HARGA DAN STOK BAHAN POKOK

Tarunaglobalnews.com Tanjungbalai — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Pasar Kawat, Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatra Utara, pada Kamis (14/03/2024). Dalam kunjungannya, Kepala Negara meninjau langsung harga dan stok sejumlah bahan pokok yang ada di pasar tersebut.

Salah satu bahan pokok yang ditinjau Presiden Jokowi adalah beras. Menurut Presiden, harga beras di Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatra Utara, cukup baik dan stabil.

“Beras yang SPHP Bulog stoknya ada, harganya Rp57 ribu untuk 5 kilo, kemudian beras lokal, medium, harga masih di Rp12.800 saya kira dibandingkan provinsi yang lain masih baik,” ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media usai peninjauan.

Sementara itu, Presiden menyebut bahwa harga cabai masih mengalami kenaikan. Namun, Presiden meyakini bahwa jika stabilitas harga tersebut dapat dikendalikan, maka akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

“Saya kira menjelang Ramadan kalau stabilitas harga bisa kita kendalikan seperti ini akan baik untuk masyarakat,” ucap Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara turut memberikan bantuan kepada para pedagang di Pasar Kawat. Pemilik kedai rempah Haji Sokon mengatakan bahwa ia akan menggunakan bantuan tersebut untuk meningkatkan modal usahanya.

“Rencananya untuk dimodalkan kembali untuk dagang rempah-rempah,” ucapnya.

Ia pun sangat mengapresiasi kunjungan Presiden Jokowi ke Kota Tanjungbalai. Menurutnya, kunjungan tersebut merupakan kunjungan kepala negara yang pertama sejak kemerdekaan Republik Indonesia.

“Alhamdulillah sangat senang sekali karena Bapak itu membawa keberkahan bagi Kota Tanjungbalai tercinta ini. Baru seumur-umur sejak kemerdekaan RI, presiden baru inilah datang ke Tanjungbalai,” tuturnya.

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Pj. Gubernur Sumatra Utara Hassanudin, dan Wali Kota Tanjung Balai Waris Tholib. (red-rel) 

Posting Komentar

0 Komentar