Breaking News

6/recent/ticker-posts

Profesor Nur Rianto Al Arif : Akselerasi Menuju Kampus Cerdas Bertaraf Internasional

TARUNAGLOBALNEWS.COM

Jakarta— UIN Jakarta perlu didorong lebih cepat menjadi kampus cerdas dengan rekognisi global. Implementasi akselerasi dari berbagai sisi akademik-kelembagaan, smart campus, dan penguatan kolaborasi menjadi aspek-aspek penting dalam mendorong rekognisi UIN Jakarta. 

Demikian disampaikan salah satu calon Rektor UIN Jakarta periode 2023-2027, Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif M. Si. Diketahui, Guru Besar Ilmu Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta ini masuk dalam daftar 17 Guru Besar UIN Jakarta yang mencalonkan diri dalam pemilihan Rektor UIN Jakarta untuk lima tahun mendatang. 

"Tema besar yang akan saya usung adalah akselerasi, yaitu akselerasi menuju kampus cerdas bertaraf internasional," paparnya dalam sesi penyampaian visi misi di hadapan sidang Senat UIN Jakarta, Rabu (5/10/2022). 

Terkait itu, sebutnya, terdapat tiga kata kunci atas tema akselerasi yang diusungnya, yaitu akselerasi, smart campus, dan world class university. Menurutnya, akselerasi sendiri menjadi sebuah keharusan bagi UIN Jakarta. 

"Kalau dilihat di Renstra UIN Jakarta maupun Renstra PTKI 2045, semuanya adalah akselerasi pada rekognisi global. Pertanyaannya, kapan kita lakukan? atau, kapan kita raih? Sehingga bagaimana dalam 4-5 tahun ini kita melakukan akselerasi," paparnya. 

Tema akselerasi sendiri, sebutnya, sudah menjadi perhatian para Rektor UIN Jakarta sejak almarhum Profesor Azyumardi Azra hingga Profesor Amany Lubis. Beberapa perankingan dunia juga mencatat dinamika UIN Jakarta dalam akselerasi perguruan tinggi berekognisi global sehingga yang dibutuhkan adalah fokus yang lebih jelas. 

"Sehingga kita butuh akselerasi lebih cepat. Misalnya, bagaimana rekognisi yang ditarget tahun 2030 atau 2032, bisa kita capai di tahun 2027," jelasnya. 

Untuk Smart Campus, jelasnya, UIN Jakarta dalam lima tahun ke depan perlu memperkuat layanan pendidikan berbasis teknologi. Layanan berbasis teknologi dibutuhkan sebagai sarana pendidikan efektif sesuai program merdeka belajar, layanan administrasi, bahkan perluasan jangkauan pendidikan melalui program Massive Online Course seperti telah diinisiasi perguruan tinggi dunia. 

"Nah seperti itulah yang nanti akan kita kembangkan di UIN Jakarta sehingga lebih banyak mahasiswa yang datang belajar ke UIN Jakarta. Ini kesempatan bagi kita untuk menyajikan keunggulan-keunggulan studi di UIN Jakarta seperti Studi Islam, kajian perbandingan agama, dan lainnya yang mungkin orang luar banyak butuh tapi untuk datang belajar ke Indonesia akan menimbulkan cost," paparnya. 

Adapun di aspek world class university, sambungnya, akselerasi yang perlu didorong UIN Jakarta adalah dengan memperkuat kemitraan universitas dan lembaga dalam dalam dan luar negeri. Selain itu, aspek ini juga bisa direalisasikan melalui visiting pofessor dan research fellow antar perguruan tinggi mitra. 

Visi Misi dan Program Kerja

Terkait visi akselerasi UIN Jakarta menjadi kampus cerdas bertaraf internasional yang diusungnya, Profesor Al Arif menjabarkannya dalam empat misi. Pertama, pendidikan tinggi berteknologi informasi terstandar internasional. 

Kedua, peningkatan budaya keilmuan dan riset akademis bermutu dan unggul. Ketiga, kemitraan dan kolaborasi strategis dengan alumni, industri, dan stakeholder. Keempat, kontribusi signifikan dalam berbagai penyelesaian persoalan bangsa, baik skala nasional maupun global. 

Selanjutnya, visi misi tersebut dirinci dalam sembilan program kerjanya. Program kerja pertama yaitu melakukan revitalisasi teknologi informasi. Revitalisasi mencakup aspek hardware juga software. 

Menurutnya, revitalisasi sangat penting bagi UIN Jakarta. "Seperti kita ketahui, pengisian nilai misalnya, AIS (Academic Information System, red.) UIN Jakarta selalu diperpanjang. Jika tidak, tidak bisa upload nilai. Sehingga ini perlu revitalisasi, bukan hanya upgrading. Dan AIS, tidak hanya untuk e-learning tapi juga tata kelola layanan administrasi," jelasnya. 

Program kerja lain yang diusung Profesor Al Arif adalah percepatan realisasi mutu, daya saing dan ketangguhan sumber daya manusia UIN Jakarta yang berstandar global. Menurutnya, pengembangan aspek ini harus menyeluruh baik pada dosen maupun tenaga kependidikan. 

"Tidak hanya dosen, tapi juga tenaga kependidikan. Seringkali kita lupa. Kita hanya memperhatikan dosen, dosen, dan dosen lagi. Bagaimana kita kuliah di luar negeri, konferensi. Padahal tenaga kependidikan juga perlu diperhatikan. Layanan mereka paling depan," tandasnya. 

Program kerja selanjutnya yang diusung Profesor Al Arif adalah peningkatan kualitas lulusan UIN Jakarta yang profesional, kompeten, inovatif, berakhlak mulia dan memiliki kapasitas sebagai calon pemimpin masa depan yang berintegritas dan memiliki kapabilitas. Lalu, meningkatkan rasa keterikatan dan memiliki alumni dalam meningkatkan datya saing univeristas.  

"Untuk engagement dari sisi alumni agar bagaimana mereka tidak hanya datang ke kampus saat seremoni. Tapi bagaimana para alumni bisa berbuat sesuatu. Mudah-mudahan ini bisa dilakukan di UIN Jakarta," terangnya. 

Hal lain yang menjadi program kerjanya adalah perluasan jaringan kemitraa dengan industri dan pemangku kepentingan UIN Jakarta. Lalu, peningkatan rekognisi internasional dalam aktifitas tri dharma perguruan tinggi.

Selanjutnya, memperkuat kepeloporan, kemandirian, dan peran sosial profetik keislaman UIN Jakarta. "Bagaimana misalnya UIN Jakarta bisa memiliki endowement fund yang disimpan di sukuk. Imbal hasilnya bisa dikembalikan ke UIN Jakarta, ke mahasiswa dan sebagainya," terangnya.

Program kerja lainya, meningkatkan pendapatan negara bukan pajak dari unit bisnis akademik maupun non akademik. Menurutnya, ini bisa direalisasikan melalui program riset yang menghasilkakn paten atau bahkan buku-buku ajar yang bisa dijual

Terakhir, Profesor Al Arif juga menekankan pentingnya penguatan jurnal ilmiah di lingkungan UIN Jakarta dengan mendorong peringkat nasional dan internasionalnya. 

"Kita semua butuh, tapi sayang seringkali tidak diperhatikan di tataran kebijakan. Untuk itu, bagaimana meningkatkan tata kelola jurnal sehingga misalnya bagaimana jurnal kita jadi jurnal internasional," jelasnya. 

Sekilas Profil

Diketahui, Profesor Al Arif merupakan Guru Besar Ilmu Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta. Ia menjadi Profesor pada tahun 2020 melalui Surat Keputusan Menteri Penddikan dan Kebudayaan RI Nomor 35119/MPK/KP/2020 tertanggal 11 Maret 2020 sekaligus menjadi Profesor termuda di UIN Jakarta dengan dikukuhkan pada usia 38 tahun tahun. 

Al Arif tercatat menyelesaikan pendidikan formal Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas Diponegoro tahun 2004. Selanjutnya, ia menempuh pendidikan Magister Sains dalam Ekonomi dan Keuangan Syariah Universitas Indonesia tahun 2006. Di Universitas Indonesia, ia juga menamatkan pendidikan doktor bidang Ilmu Ekonomi tahun 2017.

Selain menjadi dosen FEB UIN Jakarta sejak tahun 2008, Al Arif dipercaya menduduki sejumlah jabatan baik di dalam maupun luar kampus. Ia pernah ditunjuk menjadi Sekretaris Prodi S3 Perbankan Syarif FEB; Ketua Prodi Ekonomi Syariah; dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FEB UIN Jakarta. 

Di luar kampus, ia juga dipercaya menduduki sejumlah jabatan. Diantaranya Direktur Baitulmaal Paramadina, Asesor Akreditasi Jurnal Ilmiah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Asesor Akreditasi Prodi pada LAMEMBA (Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi). 

Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi keislaman dan profesi. Diantaranya menjadi Anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Asosiasi Dosen Indonesia, DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam dan Himpunan Editor Berkala Ilmiah Indonesia. 

Sebagai akademisi, Profesor Al Arif juga produktif menulis buku dan puluhan artikel terpublikasi jurnal nasional dan internasional. Diantaranya buku Metode Riset Pada Ekonomi dan Bisnis (2022) dan artikel jurnal The Relationship Between Human Capital, Halalpreneurs’ Desire, and Halal Awareness: Empirical Evidence from Indonesia’s MicroEntrepreneurs di Asian Economic and Financial Review, Vol. 12(7), 2022. Informasi lengkap tentang karyanya bisa diakses di https://scholar.google.co.id/citations?user=fMwoluEAAAAJ&hl=id (zm)

(Fahri)

Posting Komentar

0 Komentar