Breaking News

6/recent/ticker-posts

Mereka Mengenalnya Dengan Sebutan Pak Guru Yusuf Bhabinkamtibmas Klawasi


TARUNAGLOBALNEWS.COM

Sorong Kota Papua Barat — Kondisi sosial ekonomi yang membuat sebagian dari masyarakat untuk tidak memaksakan anaknya sekolah, baik di sekolah negeri apalagi swasta, kemudian karakteristik kedaerahan turut andil membuat sebagian orang tua tidak menjadikan pendidikan sebagai prioritas masa depan anak.

Berkaca dari permasalahan itu, kepekaan seorang Bhabinkamtibmas Kelurahan Klawasi Bripka Sandry Yusuf Rantedatu S.H melihat masih ada di wilayah Binaannya anak anak kecil yang belum mengenyam bangku sekolah formal , dampaknya banyak dari mereka terlibat tindak pidana, tepatnya di Jalan Trikora Kelurahan Klawasi Distrik Barat Kota Sorong Provinsi Papua Barat yang biasa di kenal dengan sebutan kompleks warga Kokoda.

Dengan inisiatif sendiri, mulai tahun 2017 Bripka Sandry Yusuf Rantedatu S.H membuat inovasi rumah belajar, mulai mengumpulkan anak anak tersebut di rumah warga dan mengajari mereka Calistung (Baca Tulis Hitung) dan ternyata banyak pada usia mereka tidak bisa.

Pendekatan yang dilakukan pun tidak mudah, harus dapat menyatu dengan orang tua mereka, bahwa pendidikan itu penting dan akan dibantu oleh Bhabinkamtibmas.

Bermodalkan hati yang tulus dalam bertugas, inovasi rumah belajar diberi nama " Rumbai Koteka" Rumah Belajar Masyarakat Kokoda Klawasi , selain pengenalan calistung juga diajari pendidikan karakter pelatihan dan keterampilan, ada juga pembelajaran menari, bernyanyi dan olahraga yang disesuaikan dengan kultur budaya masyarakat asli Kokoda, bahkan dalam komunikasi antara Babinkamtibmas dengan anak-anak tersebut menggunakan bahasa daerah kokoda.

"Rumah belajar ini saya dirikan tanpa tendensi apa-apa dari pihak manapun, karena saya melihat banyak sekali tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak berada di wilayah binaan saya ini , ternyata mereka tidak sekolah " ujar Sandry.

Hasil signifikan keberhasilan rumah belajar ini terlihat dari data angka kriminalitas anak yang pelakunya dari wilayah ini, pada tahun 2017 sebanyak 40 kasus turun menjadi 10 kasus pada tahun 2020 dan sampai akhir 2021 menjadi 0 kasus.

Awalnya pembelajaran tidak menggunakan baju seragam, tidak menggunakan sepatu dimulai pukul 08.00 - 09.00 Wit untuk Calistung dan 16.00 - 17.00 Wit untuk pendidikan karakter dan lainnya.

Sering perkembangan inovasi Rumbai kota ini sudah memiliki anak didik sebanyak 120 orang dan dibantu oleh Yayasan Kesehatan Masyarakat, untuk program kelas jauh diisi dari pengajar Sekolah Mutjahidin buku bacaan diperoleh dari relawan Pustaka Bergerak Indonesia.

Inovasi Rumbai Koteka masuk Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik oleh PANRB tahun 2021 bersaing dengan ribuan inovasi yang dibuat oleh instansi lain dan umum.

" Kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Kapolda Papua Barat Irjen Pol Dr. Tornagogo Sihombing S.Ik, M.Si, Kapolres Sorong Kota AKBP Johannes Kindangen S.Ik M.Si, Kemenpan RB, Pemerintah Kota Sorong dan seluruh pihak yang telah membantu sehingga rumah belajar ini masih tetap berdiri sampai tahun 2021, harapannya agar anak-anak binaan kami ini mendapatkan masa depan yang cerah dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa " Tutup Sandry.

(Tim/Red/TS)

Posting Komentar

0 Komentar