Breaking News

6/recent/ticker-posts

Tradisi Ziarah ke Makam Op Naihorsik Sejarah Kerajaan Sidamanik

Foto : Tradisi ziarah ke makam Op Naihorsik Sipukka Huta tahun 1760

Tarunaglobalnews.com

Simalungun - Sebelas Keturunan Oppung Naihorsik (ONIH) berjiarah ke makam Tuan Torkis Damanik di Kelurahan Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun sebagai tanda penghormatan dan juga tradisi kepada leluhur yang dilakukan setiap tahunnya, Sabtu(11/09/2021).

Dalam kegiatan tersebut dilakukan sesuai tradisi yang secara turun temurun dilaksanakan oleh keturunan Oppung Naihorsik mulai dari ziarah bersama, marangir ke Bah Damanik serta mangan riap/pasadahon sasapah sebagai syarat dan keharusan dalam acara tersebut.

Marliene Neroslen br Damanik yang merupakan cicit Oppung Naihorsik ketika diwawancarai Media ini disela-sela kegiatannya, Sabtu(11/9/21) yang didampingi Ketua Pengurus ONIH Siantar Budi Damanik, Ketua Aguslim Damanik serta Kordinator acara Rado Damanik menuturkan saat ini ada 11 keturunan dari Oppung Naihorsik yakni Op Raja Riahan, Op Silau Maraja, Op Said Dadih, Op Nai Singa, Op Atik/Manik Maraja, Op Nai Tukkup/Pematang Sidamanik, Op Manik Hataran, Op Manik Tongah, Op Bandar Hobun, Op Gunung Serawan dan Op Nagur Bayu. Inilah 11 turunan dari Oppung Naihorsik yang saat ini selalu bergandengan tangan melanjutkan tradisi ini setiap tahun untuk mempersatukan seluruh keturunannya.

"Jadi melalui kegiatan ini, kita tekankan kepada seluruh keturunan Oppung Naihorsik untuk tidak sampai menyimpang dari Habonaron Do Bona, atau yang sering kita sampaikan, ulang marsietek-etekan i bagas keturunan Oppung Naihorsik", katanya. 

Marliene menjelaskan bahwa Oppung Naihorsik merupakan pamukkah (pendiri) Huta Etek atau yang saat ini dikenal dengan Kelurahan Sarimatondang pada jaman kerajaan Sidamanik tahun 1760. 

Di Huta inilah sejarah dari Oppung Naihorsik terbentuk. Mulai dari tempat bersemedi hingga tempat pemandian Oppung Naihorsik di Bah Damanik semuanya tempat sakral.

Diterangkannya bahwa pemandian Bah Damanik merupakan tempat mandi parangiran Oppung Naihorsik zaman dahulu dan bukan pemandian umum. Pasalnya, tempat ini dikeramatkan dan orang tidak bisa sembarangan masuk ke dalam. Karena disini Oppung Naihorsik mandi dan marangir sekaligus memanjatkan doa.

"Itulah arti dari semua acara-acara kita, dan berharap dengan tradisi ini seluruh keturunan Oppung Naihorsik mempunyai hati yang suci dan terang serta saling mengayomi", ujarnya.

Sementara Ketua ONIH Siantar Budi Damanik mengatakan bahwa acara ini sangat sakral karena merupakan warisan dan petuah dari leluhur yang harus dilaksanakan oleh keturunan Oppung Naihorsik.

"Oleh karena itu, melalui tradisi ini, seluruh keturunannya tahu dengan sejarah agar pembelajaran untuk keturunan Oppung Naihorsik bahwa makam dan pemandian Bah Damanik itu merupakan warisan dari Oppung Naihorsik sebagai sipukkah Huta di kerajaan Sidamanik dan milik keturunan Oppung Naihorsik, tutupnya.

Selanjutnya disesi terakhir acara,seluruh keturunan Oppung Naihorsik juga melakukan doa bersama untuk mendoakan agar pandemi Covid-19 bisa segera berlalu dari bumi pertiwi, pungkasnya. (Pran)

Posting Komentar

0 Komentar