Tarunaglobalnews.com Sumut, 2 Desember 2025 — Setelah diterjang bencana banjir dan tanah longsor hebat, Sumatera Utara kini menghadapi krisis ganda, kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melumpuhkan aktivitas warga dan menghambat bantuan kemanusiaan. Situasi di Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) dilaporkan sangat kritis, memicu kekhawatiran publik agar tragedi ini tidak luput dari perhatian nasional.
Sejumlah SPBU di Medan, Deli Serdang, hingga daerah terdampak langsung seperti Sibolga dan Tapteng, terlihat kosong dengan papan "BBM Habis". Antrean kendaraan mengular panjang, menciptakan kepanikan (panic buying) di tengah masyarakat yang sedang berjuang memulihkan diri pasca bencana.
Gubernur Sumut, Bobby Nasution, mengungkapkan bahwa penyebab utama kelangkaan ini adalah gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem dan akses jalan yang terputus oleh longsor di beberapa titik. Kapal tanker pengangkut BBM juga sempat terkendala untuk bersandar dan bongkar muat di Pelabuhan Belawan karena ombak besar.
Dampak Kelumpuhan Ekonomi
Kombinasi bencana alam dan krisis energi ini memukul telak sendi-sendi ekonomi lokal. Masyarakat di Tapteng dan Sibolga bahkan sempat terisolasi selama berhari-hari dan mulai mengalami krisis makanan akibat terhambatnya pasokan logistik.
Untuk mengatasi situasi darurat ini, Presiden Prabowo Subianto, saat meninjau lokasi bencana di Tapteng, menjanjikan pengerahan pesawat angkut Hercules setiap hari untuk membawa bantuan dan memastikan kapal besar Pertamina dapat merapat di Sibolga.
Pemerintah Provinsi dan Pertamina terus berkoordinasi untuk mempercepat pasokan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik, meskipun kondisi di lapangan masih jauh dari normal.
Krisis ini menjadi pengingat pahit bahwa kerentanan infrastruktur di daerah bencana dapat memperparah penderitaan warga dan membutuhkan solusi jangka panjang yang cepat tanggap dari pemerintah pusat. (Ir)

0 Komentar