Tarunaglobalnews.com Asahan — Hampir sekitar 600 an karyawan perkebunan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk ( BSP ) Kisaran nyaris terancam dengan status dirumahkan atau berhenti dengan sendirinya ( Resign ). Hal ini berimbas dari adanya aksi beberapa kelompok masyarakat yang melakukan penggarapan atau menguasai lahan diatas Hak Guna Usaha (HGU) milik perusahaan
"Akibat adanya aksi dari beberapa kelompok masyarakat yang melakukan penggarapan serta menguasai lahan perkebunan milik PT. BSP Tbk Kisaran. Sedikitnya sekitar 600 orang karyawan terancam dirumahkan atau berhenti dengan sendirinya ", kata Manager Publik Relation Affair PT. BSP Tbk Yudha Andriko, SH didampingi Manager External Relation, Al Haris Nasution, Sabtu, (18/10/2025) di Bakrie Club Kisaran.
Menurut Yudha, kalau permasalahan aksi kelompok penggarap liar ini tidak bisa diselesaikan. Dan pihak perusahaan tidak bisa menjalankan seluruh operasional kegiatannyanya. Maka hal ini nantinya akan berakibat fatal dengan nasib para karyawan PT. BSP Tbk Kisaran khususnya dan pihak perusahaan umumnya
Terlebih lagi, saat ini para kelompok penggarap lahan sudah sangat berani melakukan perlawanan dengan cara melarang para karyawan untuk melakukan kegiatan aktifitas panen tandan buah segar ( TBS ) di areal perkebunan kita. Seperti yang terjadi di wilayah areal perkebunan Aek Silabat Estate di Kecamatan Mandoge dan wilayah Divisi 2 Kuala Piasa Estate desa Terusan Tengah Kecamatan Tinggi Raja.
Untuk itu kita tetap berharap dan terus berupaya agar permasalahan kelompok penggarap lahan PT. BSP Tbk ini secepatnya bisa diselesaikan dengan cara cara yang persuasif, diagonis dan humanis. Pihak perusahaan juga akan terus memikirkan dan memperjuangkan nasib para karyawan agar terus dapat bekerja dengan baik aman nyaman demi anak anak dan istrinya ", tegas Yudha.
Sementara itu, mandor panen buah blok 86 dan blok 62 Divisi 2 Kuala Piasa Estate, Marwan didampingi Sugimin kepada wartawan mengatakan, akibat adanya aksi kelompok penggarap ini sangat berimbas kepada kami sebagai karyawan yang berada di lapangan terutama pada saat sedang melakukan aktifitas panen buah sawit.
Sampai saat ini kami berusaha untuk tetap menjaga dan menghindari agar jangan sampai ada terjadi konflik atau adu fisik dilapangan dengan para kelompok penggarap. Sebagai mandor panen buah, saya juga sangat menghawatirkan keselamatan seluruh anggota dilapangan, ungkapnya.
"Kami ini hanya rakyat kecil yang selama ini menggantungkan nasib dari sebuah perusahaan tempat kami bekerja untuk memberikan nafkah lahir dan batin kepada anak anak dan istri kami di rumah. Kami berharap kepada pihak perusahaan PT. BSP Tbk Kisaran, Pemerintah Kabupaten Asahan serta aparat hukum yang berwewenang untuk dapat segera menyelesaikan konflik yang terjadi saat ini. Agar kami merasa aman dan nyaman dalam bekerja serta berusaha ", harap Marwan. (Joko)
0 Komentar