Breaking News

6/recent/ticker-posts

Pers Diduga Diam! Rp3,2 Triliun Raib, Wartawan Senior Desak Jurnalis Bongkar Skandal Defisit APBD Riau 2024

Tarunaglobalnews.com Pekanbaru — Skandal defisit APBD Riau tahun 2024 senilai Rp 3,2 triliun makin menyita perhatian publik. Wartawan senior dan praktisi hukum, Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H., mengeluarkan pernyataan tegas: "Pers jangan diam! Bongkar siapa yang bermain di balik lenyapnya uang rakyat ini."

Dalam konferensi terbatas yang digelar di Pekanbaru, Minggu (6/7/2025), Wahyudi meminta seluruh insan pers, khususnya di Provinsi Riau, untuk turun tangan secara serius dalam mengungkap misteri defisit anggaran yang menguras keuangan daerah secara masif tersebut.

"Ini bukan kasus kecil. Rp 3,2 triliun bukan angka main-main. Pers punya peran penting dalam memburu fakta-fakta di balik defisit anggaran ini. Jangan jadi penonton," ujar Wahyudi lantang.

Wahyudi menekankan bahwa Undang-Undang Pers memberikan kewenangan penuh kepada jurnalis untuk menjalankan fungsi kontrol sosial, sekaligus mendorong penegakan supremasi hukum melalui investigasi jurnalistik.

“Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK memang belum tentu pidana. Tapi itu cukup jadi pintu masuk untuk penyelidikan mendalam. Bahkan LSM sudah melaporkan hal ini ke KPK, artinya patut diduga ada unsur korupsi,” tegasnya.

Menurutnya, pers mesti aktif menggali lebih dalam aliran dana dan dugaan penyelewengan anggaran tersebut, termasuk kemungkinan adanya keterkaitan dengan pembiayaan kampanye politik menjelang Pilgubri 2024 lalu.

 “Kalau benar dana ini dipakai untuk kepentingan kampanye, maka ini bukan hanya soal administrasi, tapi sudah masuk ranah pidana serius. Bisa jadi lebih dari satu aktor besar yang bermain,” tambahnya.

Sebagai Direktur Utama Pekanbaru Journalist Center (PJC), Wahyudi menyerukan agar jurnalis melakukan liputan investigatif dengan membongkar kronologi penggunaan anggaran, mewawancarai pihak-pihak terkait termasuk akademisi dan mantan pejabat yang tahu celah permainan anggaran.

 “Publik menunggu bukti dan fakta di lapangan. Jangan biarkan informasi yang beredar tetap liar dan dangkal. Jurnalisme yang independen dan berani hari ini adalah harapan terakhir rakyat,” tutupnya dengan nada tajam.***(Tim Redaksi).

Posting Komentar

0 Komentar