Breaking News

6/recent/ticker-posts

Optimalisasi Lahan Tidur di Kebun Teh Bah Butong PTPN IV Regional II Telah Melalui Kajian Yang Mendalam

Tarunaglobalnews.com Medan – PTPN IV Regional II memastikan optimalisasi sebagian areal diberakan kebun teh di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, telah melalui kajian mendalam dari segala aspek. Optimalisasi ini diharapkan dapat menggenjot produktivitas Perusahaan sehingga dapat berkontribusi lebih banyak lagi bagi masyarakat dan negara. 

Menurut Kepala Bagian Sekretariat dan Hukum PTPN IV Regional II Muhammad Ridho Nasution, kebijakan Perusahaan telah melalui kajian mendalam dan menyeluruh. Baik dari sisi bisnis, sosial maupun lingkungan. 

“Langkah optimalisasi ini bukan bentuk konversi total kebun teh ke kelapa sawit. Ini murni bagian dari strategi tata kelola aset agar lahan yang sebelumnya tidak produktif bisa kembali memberikan manfaat tanpa merusak atau menggantikan fungsi utama kebun teh yang sudah ada. Sekali lagi kami tegaskan tidak ada kebijakan untuk mengonversi seluruh areal kebun teh menjadi kelapa sawit,” ujar Ridho kepada awak media, Minggu (13/07/2025).

Lahan diberikan disebut juga sebagai lahan tidur. Diversifikasi tanaman teh ke kelapa sawit di area lahan ini merupakan bagian dari strategi Perusahaan dalam mengelola aset tanpa mengabaikan pengembangan teh sebagai komoditas utama unit usaha Kebun Teh Butong dan Kebun Teh Sidamanik. 

Menurut Ridho, areal lahan dibiarkan tanpa pengelolaan justru menyimpan potensi kerugian yang besar. Selain tidak memberikan keuntungan finansial, pemberian yang berkepanjangan juga berisiko memicu penguasaan ilegal oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dari hasil kajian internal, lanjut Ridho, penanaman teh di area diberikan cukup berat mengingat terus naiknya ongkos produksi teh. Oleh karena itu, PTPN IV Regional II mengambil langkah optimalisasi melalui opsi yang berkelanjutan dan sah. Langkah ini akan dilakukan tanpa mengganggu eksistensi kebun teh. 

“PTPN IV Regional II tetap berkomitmen menjaga, mengembangkan dan meningkatkan kualitas komoditas teh yang menjadi bagian penting dari sejarah dan identitas Perusahaan,” ujarnya. 

Sepanjang dua tahun terakhir, unit usaha kebun teh milik PTPN IV Regional II menunjukkan lonjakan performa yang signifikan dan telah mencetak berbagai prestasi membanggakan di tingkat nasional. Teranyar keberhasilan Teh Butong memenangkan National Tea Competition (NTC) 2025 di Yogyakarta pada 22 Mei 2025. Dalam ajang kompetisi bergengsi tersebut, Pabrik Teh Tobasari PTPN IV Regional II juga keluar sebagai salah satu pemenang.

Tak hanya itu, sepanjang tahun 2024, unit Kebun dan Pabrik Teh PTPN IV Regional II juga sukses menyabet penghargaan Turn Around Terbaik. Sebuah apresiasi untuk unit-unit usaha non-core PTPN IV PalmCo yang berhasil bangkit dari keterpurukan. Setelah lebih dari dua dekade menghadapi tantangan berat dalam profitabilitas. Kebun Teh Bah Butong berhasil mencetak laba positif untuk pertama kalinya sejak 25 tahun terakhir, tepatnya hingga Mei 2025. 

Produk teh PTPN IV Regional II, yakni Teh Butong dan Teh Tobasari, kini juga telah menjangkau pasar yang lebih luas dan masuk dalam segmen premium. Produk ini telah dipercaya menjadi sajian eksklusif di sejumlah hotel ternama, termasuk Hotel Sinabung Hills Berastagi di Kabupaten Karo.

Sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan optimalisasi aset, PTPN IV Regional II juga tengah mengembangkan kawasan ekowisata berbasis kebun teh di Kebun Bah Butong dan Kebun Sidamanik. Kawasan ini menjadi perpaduan antara keindahan alam, edukasi agrikultur dan pengalaman wisata perkebunan untuk menarik kunjungan wisatawan lokal, nasional maupun internasional.

Langkah ini diharap tidak hanya menciptakan nilai tambah ekonomi. Tetapi juga membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar serta memperkuat posisi teh sebagai bagian dari kekayaan alam, budaya dan lingkungan di Sumatera Utara.

Prestasi-prestasi di atas, menurut Ridho, menjadi simbol keberhasilan transformasi dan restrukturisasi manajemen dalam membangkitkan kembali kejayaan teh sebagai komoditas unggulan. 

“Semua ini menunjukkan bahwa kami tetap serius membangun dan mengembangkan teh sebagai bagian dari komoditas unggulan. Selama ini, lahan tersebut menjadi beban biaya pemeliharaan dan penjagaan, tidak sehat secara ekonomi. Sedangkan dengan langkah optimalisasi, aset Perusahaan bisa kembali berfungsi sekaligus menekan potensi konflik dan penguasaan ilegal,”jelasnya.

Lebih lanjut, Ridho mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh informasi yang kurang akurat dan berimbang. Perusahaan memastikan bahwa semua kebijakan tersebut dilandasi itikad baik dan selalu mengedepankan prinsip keberlanjutan. Sebagai bagian dari BUMN, PTPN IV Regional II juga memastikan setiap langkah yang diambil didasarkan atas hasil kajian ilmiah dan praktik terbaik di industri perkebunan. Termasuk analisis dampaknya terhadap ekosistem, efektivitas biaya dan kesinambungan usaha.

“Kami menyadari bahwa pengelolaan lahan tidak bisa dilakukan sembarangan. Oleh karena itu kami berharap dukungan dari seluruh pihak, baik pemerintah daerah, tokoh masyarakat, media, maupun akademisi agar program optimalisasi ini bisa berjalan sukses,”ujar Ridho.

Menurut Manajer Unit Teh PTPN IV PalmCo Armansyah Putra Siregar, dari total sekitar 6.230 hektare kebun teh Perusahaan, hanya sekitar 130 hektare yang masuk dalam program optimalisasi. Secara teknis, lahan tersebut dinilai tidak lagi produktif dan bernilai ekonomi tinggi jika tetap ditanami teh.

Langkah optimalisasi ini, kata Armansyah, telah memedomani peraturan perundangan yang berlaku serta telah dikaji dan mendapat atensi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelum pelaksanaan, manajemen kebun telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat pada 05 Juli 2025.  

“Semua proses kami tempuh secara terbuka dan legal. Diantaranya kami mengajukan izin ke pemerintah daerah, revisi dokumen lingkungan, hingga mendapatkan persetujuan teknis dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun. Kami sangat memahami bahwa kawasan Sidamanik memiliki nilai ekologis dan sosial yang penting. Karena itu pendekatan yang kami lakukan selalu berbasis data dan dialog.”pungkasnya. (Des)

Sumber:#humasptpn4regional2

Posting Komentar

0 Komentar