Breaking News

6/recent/ticker-posts

Duta Remaja Indonesia : Gelar Acara Bertajuk Remaja Mencari Pemimpin

TARUNAGLOBALNEWS.COM

Jakarta — Masa depan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh partisipasi aktif generasi muda pada kancah  per-Politikan dalam negeri. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mendorong keterlibatan politik yang lebih luas dari kalangan anak muda, Duta Remaja Indonesia dengan bangga menyelenggarakan Acara Ngopi #1 (Ngobrolin Pemimpin Indonesia) dengan Tema “Remaja Mencari Pemimpin” yang berfokus mengkaji kepemimpinan ideal dan Partisipasi Politik anak muda menjelang Pemilu 2024.

Acara ini diselenggarakan pada Rabu, 14 Juni 2023 pukul 13.00 WIB di Jln. Wijaya Timur, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Diskusi publik ini bertujuan untuk menginkubasi ide-wacana kepemimpinan ideal dari pelbagai perspektif, mulai dari praktisi, akademisi serta elemen kepemudaan lainnya yang memiliki dedikasi tinggi untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam agenda diskusi publik ini, Duta Remaja Indonesia mengundang para pemimpin publik muda, aktivis, mahasiswa dan masyarakat umum untuk bergabung dalam pembahasan yang konstruktif. Adapun Beberapa tokoh muda yang menjadi narasumber antara lain; Juri Ardiantoro (Deputi IV, Kepala Staff Kepresidenan), Putri A. Komarudin (Komisi XI DPR RI), Pradana Indraputra (Staff khusus Kementerian Investasi/BKPM RI), dan Ronny B. Pratama (Ketua DPD KNPI DKI Jakarta).

 

Dalam Sambutannya, Ketua Umum Duta Remaja Indonesia, Aufar Hadi menyampaikan bahwa anak muda sebagai inisiator perubahan dan pembangunan sosial-politik dengan jumlah sumber daya manusia yang besar harus memiliki kepercayaan diri untuk ikut andil dalam proses politik, yang secara langsung akan berimplikasi pada kehidupan kita di masa yang akan datang. Buah pikiran atau ide-ide segar para pemuda sangat diperlukan dalam proses pembangunan sebuah bangsa, maka tuntutan peran aktif dan semangat keterlibatan politik pemuda menjadi hal yang sangat penting.

Juri Ardiantoro, Deputi IV Kepala Staff  Kepresidenan menjelaskan lebih lanjut bahwa “pertama perlu disampaikan, memilih pemimpin itu, memilih presiden misalnya, merupakan domain partai politik. Karena Undang-undang sudah mengatur bahwa Presiden dan Wakil presiden dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Meski begitu, secara normatif masyarakat masih memiliki ruang untuk dapat menyampaikan aspirasi pemimpin dan profil calon presiden ideal yang dapat diusung suatu partai politik. Sehingga partai politik layak disebut sebagai representasi kepentingan rakyat. Selama, calon presiden yang diusung sesuai dengan cita-cita dan keinginan masyarakat.”

“selanjutnya, kita sebagai anak muda perlu satu kesadaran dalam proses pemilihan calon presiden, harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional, yaitu dengan melihat rekam jejak, integritas,  prestasi, latar belakang dan komitmenya membangun sebuah bangsa. Hal tersebut harus dijadikan pijakan bagi kita untuk memilih calon pemimpin. Perlu disadari bahwa presiden merupakan seseorang yang akan mengendalikan kehidupan sosial kita. Maka kita tidak bisa lari dari tanggung jawab memilih pemimpin yang akan menentukan kehidupan sosial kita dari kebijakan-kebijakan yang akan diambil kemudian dalam pemerintahannya. Maka penting untuk kita melakukan ‘cawe-cawe’ dalam menentukan pemimpin yang akan datang, karena kita sendiri yang akan merasakan dampak dari pemimpin yang akan kita pilih. Pertimbangan emosional dalam memilih pemimpin sangat rentan menimbulkan konflik di tengah masyarakat” lanjut Juri.

Pradana Indraputra, staff khusus BKPM RI ikut berpendapat bahwa “Selama ini di media sosial maupun konvensional, kita selalu disibukkan dengan hiruk-pikuk politik terkait dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden beserta koalisi partai pendukung. Sehingga kita lupa dengan gagasan yang perlu dibawa lebih dulu sebelum berkontestsai dalam Pemilu. Seharusnya, para calon presiden dan wakil presiden dapat menyesuakan gagasannya dengan keinginan dan cita-cita anak muda. Karena dalam hal ini Anak muda  memiliki daya tawar yang tinggi dalam kontestasi politik. Bagi kita anak muda, pemimpin ideal ialah pemimpin yang visi global dan mampu mengesekusinya, selanjutnya pemimpin juga harus memiliki keberpihakan dalam usaha ekonomi rakyat atau UMKM yang inklusif dan merata. Campaign percepatan pembangunan juga harus diutamakan dalam visi yang akan dibawa capres-cawapres mendatang.” terangnya.

Putri A. Komarudin, seorang perempuan muda yang saat ini aktif menjadi anggota Komisi XI DPR RI ikut menegaskan bahwa “Ruang keterlibatan perempuan dan anak muda masih sangat minor, hal ini dikarenakan stereotip kebanyakan orang yang sering menganggap bahwa anak muda belum memiliki kompetensi yang layak dalam menduduki jabatan-jabatan politik. Di sini lah tugas kita bersama sebagai anak muda untuk sama-sama meningkatkan kualitas diri dan mengasah kemampuan untuk berelaborasi dengan berbagai pihak. Sehingga kita tidak gagap dalam membuat keputusan saat menduduki jabatan publik.”

Ronny B. Pratama, Ketua DPD KNPI DKI Jakarta kembali menegaskan bahwa “menjadi pemuda harus mampu mengesekusi segala ide dan  gagasan yang akan dibangun. Selain itu, pemuda juga dituntut untuk selalu memiliki optimisme.”

Ronny Mengafirmasi bahwa “Keterlibatan Kelompok Pemilih pada pemilu 2024 akan didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z yang diprediksi dapat menyentuh angka 60% dari jumlah penduduk Indonesia. Maka dari itu, anak muda harus menjadi pemain yang mampu bersaing. Dinamika organisasi tentunya merupakan sebuah proses penggemblengan karakter dan mentalitas anak-anak muda dalam mempersiapkan diri terlibat dalam kepemimpinan dan andil dalam pengambilan keputusan-keputusan politik. (Red.disha) 

Posting Komentar

0 Komentar