Breaking News

6/recent/ticker-posts

Maskapai Penerbangan Lion Air Membuat Kecewa Konsumennya, Tiket Hangus Tapi Pesawat Belum Berangkat

TARUNAGLOBALNEWS.COM

Deli Serdang — Lion Air Suatu perusahaan besar Maskapai penerbangan yang berada di Bandara Internasional Kuala Namu kini telah membuat kekecewaan kepada penumpang yang bertujuan dari Medan ke Jakarta. Sabtu (29/04/2023). 

Salah satunya keluarga dari Nyonya Theresia Naomi Khristina, Suami Dedi Hasiholan beserta Anak laki- laki nya yang masih ber usia 4 Tahun Russel Marc Dean Silaban, 

Dari hasil konfirmasi yang di dapat oleh beberapa media di Bandara Internasional Kuala Namu, Sabtu, 29,04,2023 sekitar 17.00 Wib, bahwasanya keluarga Theresia yang hendak pulang ke Jakarta dari kampung halamannya di Medan menjenguk Orang Tua nya Pasca lebaran Idul Fitri,

Theresia mengungkap kan kekesalannya kepada pihak media atas apa yang beliau alami atas sikap pihak Maskapai Lion Air dan juga Angkasa Pura,

Theresia tiba di bandara menurut CCTV bandara 16.08 wib di screening awal pemeriksaan barang, yang mana menurut kami sudah tiba pada saat dropoff jam 16.00 wib (dapat di check CCTV area drop off), sedangkan pesawat berangkat 16.25 wib, Theresia bersama suami dan Anak nya yang sedang menangis histeris berlari sambil menyeret anak kami supaya menghemat waktu menuju tempat Counter check-in Lion Air dan Kami check-in dengan Petugas Counter Check-In Lion Air dengan nafas tersengal-sengal,

Lanjut Theresia perkataan pertama yang dilontarkan pihak maskapai Lion Air kepada kami “Ada bagasi bu”? Kami jawab : Ada (sambil langsung mengangkat koper- koper kami ke timbangan), namun tiba- tiba Petugas mengatakan Sudah close,

Kemudian Petugas mengoper kami ke Counter yg lain tetapi tidak ada tanggapan dan (lagi-lagi) Petugas Counter lain mengoper kami kembali ke Counter Check-In, kami meminta Petugas Counter Check-in saja ke Counter lain tersebut, sambil membawa koper besar dan anak kami yang sedang menangis kami kembali ke Counter Check-In, namun tanggapan Petugas Counter Check-in tersebut hanya “Close”. Tidak ada memberikan informasi dan solusi lain terkait keadaan ini,

Kami meminta konfirmasi karena masih ada waktu sebelum take-off dan Pesawat masih standby di Bandara, sedangkan di layar INFORMATION BOARD MASIH TERTULIS SECOND CALL (BUKAN LAST CALL) ujar Theresia ,

Lanjut Theresia meminta untuk menghubungi bagian yg lebih bertanggung jawab mengenai penerbangan, namun mereka hanya melihat kami saja dan mengulur- ulur waktu. Setelah pihak Counter Lion Air mengulur-ulur waktu barulah mereka menghubungi bagian yg disebut mereka Manager PIC via telepon dan saya berbicara kepada Manager PIC tersebut, namun tetap menyatakan “Close” dan tidak mau tahu, yg mana itu menyulut emosi saya sampai saya menutup telepon tsb dengan agak keras, sehingga menyebabkan gagang telepon yang memang sudah rusak (dengan diikat-ikat kabel ties) menjadi “cobel”. 

Pembicaraan tersebut semakin mengulur waktu kami dan tidak ada informasi dan solusi lain yg mana Petugas tersebut adalah FRONTLINER CUSTOMER yang seharusnya INFORMATIF DAN KOMUNIKATIF,

Karena tidak ada solusi apapun dengan kondisi emosi dan kecewa serta anak kami yg tetap menangis, kami meninggalkan counter tersebut dan berniat mencari tiket maskapai lain,

Pada saat kami duduk di pinggiran dinding kaca, kami dihampiri Petugas Angkasa Pura yang mengiming-imingi akan ada Solusi terhadap kejadian ini dan mengatakan ada Pihak/Petugas yg mengerti tentang Perlindungan Konsumen, kami tidak mau berdiskusi lagi karena dari awal waktu kami sudah diulur-ulur dan kondisi kami yang kelelahan membawa barang dan anak,

Kemudian kami diminta dan dipanggil ke ruangan Angkasa Pura karena diiming-imingi akan Solusi tersebut, Kami merespon Petugas Angkasa Pura untuk berdiskusi bersama di ruangan Angkasa Pura tersebut,

Pada saat di ruang Angkasa Pura hal pertama yg dibahas tentang telepon, yg mana LANGSUNG meminta pertanggung jawaban yang katanya Pengrusakan Fasilitas Bandara tetapi masalah kami di nomor duakan, yang mana iming-iming di awal adalah solusi untuk keadaan ini tapi ternyata tidak, 

Kemudian Para Petugas menegaskan tidak boleh ada rekaman dalam diskusi ini, padahal ini adalah hak kami sebagai konsumen agar tidak disalah gunakan lagi komunikasi- komunikasi ini,

Perihal pengrusakan telepon, kami beriktikad baik untuk tanggung jawab, namun setelah di cek oleh IT Bandara telepon tersebut berfungsi dengan baik disaksikan semua pihak, Kemudian mengenai masalah penerbangan diskusi berjalan alot dan tidak solutif serta komunikatif dari Para Petugas, yang ada hanya kata : “Close”, “Refund 10%”. Perkataan maaf atau empati atas kondisi kami pun tidak ada padahal Lion Air di bidang jasa, Padahal selama diskusi itu berjalan, baru lah Pesawat Lion JT 305 tujuan Jakarta yang seharusnya kami tumpangi itu berangkat,

Kami kecewa dengan diskusi ini, baik pihak Angkasa Pura maupun Maskapai Lion Air tidak sama sekali memberikan solusi untuk masalah ini, Kami mengungkapkan kekesalan dan kekecewaan kami terhadap Maskapai Lion Air dengan memesan tiket Maskapai lain yaitu Garuda Indonesia pada hari itu juga, tetapi setelah tiket Garuda Indonesia kami terbit, kami terkejut bahwa “Gate Closed 15 Minutes”. Bagaimana bisa Maskapai sekelas Garuda Indonesia close gate 15 menit sebelum penerbangan, namun sebaliknya Lion Air close gate 30 menit sebelum penerbangan tanpa ada kebijakan dan empati pada Konsumen,

Harapan kami kepada Lion Air, mohon empati dan kebijakan kalian pada Konsumen yg sudah mempercayakan uang nya untuk membeli tiket maskapai penerbangan kalian. Ingat itu adalah Perjanjian Baku yg kalian buat sepihak yg bisa merugikan Konsumen. Soal on time waktu, Lion Air sudah akrab ditelinga masyarakat ramai mengenai juara keterlambatan (delay) pesawat dan reschedule sepihak dari maskapai, (lagi-lagi) itu lah Perjanjian Baku yg kalian buat sepihak,

Bagaimana jika ada Konsumen yang pas-pasan uangnya jika mengalami kejadian serupa (Pesawat belum berangkat, waktu diulur- ulur dan tiket hangus)???Disini kami sampaikan kerugian materil tiket pesawat 3 orang berupa uang sebesar Rp.4.418.850 dan kerugian immaterial berupa tenaga dan pikiran. Ujar Theresia dengan kekecewaan nya. (EWI) 

Posting Komentar

0 Komentar