Breaking News

6/recent/ticker-posts

ANGGORO WATININGSIH : ISLAM DAN KEPEMIMPINAN


TARUNAGLOBALNEWS.COM

PENULIS : SAPARI. M.Si

Tajuk Opini — Nabi SAW pernah berkata, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya", (H.R Al-Bukhari Muslim). Dari hadist tersebut memiliki arti bahwa, semua manusia yang ada di muka bumi ini adalah pemimpin, baik dalam memimpin dirinya, keluarga, ataupun mempimpin sebuah organisasi. Selain itu, dengan tegas Nabi juga menyampaikan terkait pertanggungjawaban atas segala hal yang telah dipimpin. Artinya, siapapun dan apapun golongan kita, suatu saat harus mempertanggung jawabkan atas apa yang sudah dilakukan. 

Sebelum opini ini semakin jauh, mari kita pahami terlebih dahulu terkait definisi pemimpin. Menurut Sudriamunawar (2006:1), pemimpin merupakan seseorang yang memiliki kecakapan atau keahlian tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerja sama dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian seorang pemimpin harus bisa memberikan pengaruh terhadap sekitarnya atau orang yang dipimpinnya. 

Jika melihat dari sudut pandang agama Islam, tentunya Islam mengajarkan seluruh umatnya untuk menjadi pemimpin yang sesuai dengan ketentuan yang ada (Syariat), karena memang dalam Islam, semua hal telah diajarkan yang disampaikan melalui Al-Qur'an dan As-Sunah, termasuk tuntunan kepemimpinan. Jadi perintah menjadi pemimpin yang baik, adil, bijaksana, dan sejenisnya, dengan gamblang telah gelorakan bahkan diwajibkan dalam Islam. 

Kepemimpinan Islam merupakan keseimbangan kepemimpinan dengan konsep dunia dan akhirat, tugas yang dijalankan sebagai pemimpin tidak hanya semata-mata mencari keberhasilan dunia, namun keselamatan akhirat pun menjadi tujuan utama dalam menjalani roda kepemimpinan. Untuk itu, segala hal yang dilakukan harus sesuai dengan aturan dan tidak menentang syariat agar semuanya berjalan dengan baik dan meraih ridho-Nya. 

Kepemimpinan Islam juga bukanlah kepemimpinan yang absolut dan otoriter, karena Islam telah menunjukkan cirinya yang berada ditengah-tengah dengan prinsip keseimbangan (Ikhwan, 2019). Keidentikan kepemimpinan Islami berada pada keseimbangan dengan adanya penerapan syura atau musyawarah, Rasulullah SAW mencontohkan dengan selalu menerapkan musyawarah ini dalam setiap urusan seperti kenegaraan, peperangan, maupun kemaslahatan umat.

Peran pemimpin sangatlah penting bagi orang-orang ataupun instansi yang dipimpinnya. Untuk itu, sikap dan sifat positif harus dimiliki dalam diri seorang pemimpin. Hal ini karena pemimpin akan menentukan berhasil atau engganya sebuah kelompok yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya baik, kemungkinan besar hasil yang diperoleh pun akan baik, namun sebaliknya ketika pemimpinnya tidak memiliki pribadi yang baik, maka hasil yang terjadi pun demikian. 

Dalam Islam, syarat seseorang menjadi pemimpin yaitu seorang muslim, memiliki keistimewaan mental, kemampuan jasmani, dan derajat rohani. Syarat ini merupakan kualifikasi individu untuk diangkat menjadi pemimpin. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sifat maka seorang pemimpin harus memiliki sifat meliputi kekuatan fisik dan susunan saraf, penghayatan arah dan tujuan, antusiasme, ramah, integritas, keahlian teknis, kemampuan mengambil keputusan, inteligensi, ketrampilan memimpin, serta kepercayaan (Mulyasa, 2003).

Rasanya banyak sikap atau perilaku yang harus dimiliki seorang pemimpin, meskipun untuk mencapai sempurna itu hal yang sulit bahkan mustahil, namun setidaknya rasa tanggungjawab dan Amanah bisa mewakili dari banyaknya sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dua hal tersebut sangat penting tertanam dalam diri, sebagai bekal dalam menjalani siklus kehidupan khususnya dalam memimpin sebuah organisasi.

Sebagai pengikut-Nya, tentunya kita meyakini bahwa pemimpin terbaik sepanjang masa yaitu Nabi Muhammad SAW. Pribadi beliau memang tidak akan pernah ada yang bisa menandingi. Meskipun demikian, selaku umatnya paling tidak kita bisa meniru hal-hal yang dilakukan-Nya, khususnya dalam memimpin. Saat menjadi pemimpin Rasulullah SAW selalu menanamkan sikap yang patut diterapkan dalam kehidupan saat ini, sikap/sifat tersebut diantarabya shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. 

Dapat kita simpulkan bawah pemimpin yang baik dia yang akan membawa perubahan besar di masa depan, dan pemimpin yang dzolim, dia yang akan menghancurkan masa depan. Kita juga harus meyakini bahwa Allah SWT telah menjanjikan sesuatu yang indah bagi siapa saja pemimpin yang baik. Mari teladani rassul untuk memimpin, jika belum bisa menjadi pemimpin yang baik untuk umat, setidaknya kita dapat dengan baik memimpin diri sendiri.


Posting Komentar

0 Komentar