Breaking News

6/recent/ticker-posts

Beri bantuan bersama KSJ Kapolres dan Istri Kunjungi kampung Batak paling terisolir


BATU BARA - Desa Gunung Rante adalah salah satu Desa paling terdalam berada di wilayah Barat daya mendekati perbatasan antara Asahan dan Kabupaten Batu Bara. Kampung yang berada di tengah Perkebunan PT.  Buana Sawit Indah ini Bermukim sebanyak 800 Kepala keluarga yang mayoritas Bersuku Batak dan hampir seluruh kampung yang ada di desa tersebut beragama keristen.

Tercatat sebanyak 122 janda, yatim dan kaum dhuafa membutuhkan uluran tangan para dermawan dan sangat miskin membuat sosok Pendiri dan pembina Komunitas sedekah Jum'at ini beranjak dan melakukan espedisi Bantuan pada ke desa tersebut bersama dengan istri dan para Relawan KSJ beserta para pejabat utama Polres Batu Bara pada Jum'at Barokah ( 21/5/2021 ) petang.

Hadir dalam Kegiatan Kapolres Batu Bara AKBP Ikhwan Lubis, SH., MH. Ketua Bhayangkari Cabang Batu Bara, Ny. DR. Hj. Henny Ikhwan, Spd., M.Pd. Wakapolres Batu Bara KOMPOL Rudy Chandra, SH. MM. Para Kabag Polres Batu Bara, Kapolsek Labuhan Ruku AKP Ir. Jagani Sijabat, Ketua PBB (Persatuan Batak Bersatu) J. Siagian, Pengurus Jemaat Gereja Pendeta Ramli Sihombing, S.Th. Kepala Desa Gunung Rante Amrin P. Manurung. Para Perwira Polres Batu Bara. Ketua Umum KSJ Pusat Saharuddin, Ketua KSJ Kabupaten Batu Bara Rizal Syahreza serta Anggota KSJ Kabupaten Batu Bara.

Sesampai di Desa Gunung Rantai Kapolres Dan rombongan Ksj serta para relawan ya disambut meria dengan tarian Has Batak yang langsung memakai kan ulos kepada Kapolres AKBP Ikhwan Lubis SH MH.Beserta Istri Dr. Henny  S.Pd M.P.d. di iringi musik gas tarian tor tor.

Kapolres Yang di dampingi Ketua KSJ pusat Saharudin SE, bersama ketua KSJ wilayah Batu Bara Rijal Syahreza S.E. beserta pejabat utamanya menjelaskan "Memang kami baru yang pertama kali kedaerah Gunung Rantai ini, Namun kami sering bersosialisasi kepada sosok kepala desa agar juga ikut berkifra melakukan bantuan sedekah kepada masyarakat sekitar disana. "ungkap sang pejuang dhuafa ini,.

Lanjutnya, "Tapi memang saya akui walau terkesan jauh dan masuk ke pedalaman paling terisolir saya merasa puas dan terharu atas sambutan saudara saudara kita disana sambutan yang sanagat bersahabat dan penuh persaudaraan bagi mereka dan kami kususnya para relawan komunitas sedekah Jum'at atau KSJ, rasa haru ini tak akan terlupakan untuk kami semua. "ucap sosok pejuang Dhuafa.

Semetara Ibu Siregar (57) asli warga Gunung Rantai mengutarakan rasa terimakasihnya sambil menangis di hadapan para hadirin yang ada di tempat pertemuan tersebut dan mengatakan, "Saya orang yang tak punya apa apa dan kami hanya berharap dari hasil berkebun, suami saya sudah tidak ada dan bagai mana dengan kehidupan saya, Namun kami mempunyai sosok pemimpin yang sangat terkenal sebagai Pejuang Kaum miskin walau tak seberapa yang kami dapat dari beliau ini tapi kami merasa semangat itu bangkit dan akan terus berjuang serta terus akan berusaha untuk tegar menjalani semua ini.

Kami hanya ingin bertemu kepada sosok idola kami, yang saat ini ada di hadapan kami dapat membantu bukan hanya materi namun semangat bagi kami warga yang miskin seperti kami ini. Ada harapan perpanjangan suara kami melalui bapak sang pejuang kaum dhuafa sambil menangis dan merasa berterimakasih atas kedatangan dan bantuan yang di berikan kepada warga dari KSJ dan sosok sang pejuang dhuafa. (HP)

Posting Komentar

0 Komentar