Breaking News

6/recent/ticker-posts

TRADISI KIRAB MALAM TAHUN BARU JAWA DIKARATON SOLO


TARUNAGLOBALNEWS.COM

TRADISI malam 1 suro ini sudah berabad abad lamanya dan tetap lestari agar Wong jowo ojo ilang jawane.

KP Norman Hadinegoro pemerhati budaya adiluhung mengatakan bahwa bulan 1 Suro tahun baru Jawa selama bulan suro , akan banyak masyarakat melakukan aktivitas tradisi antara lain Cuci pusaka leluhur, wayangan, ziarah leluhur tanah jawa bahkan ada pantangan yang tidak boleh dikerjakan selama bulan suro. 

Kalender Jawa diciptakan oleh Sultan Agung mataram Islam.

Masyarakat Jawa yang masih memegang teguh ajaran yang diwarisi oleh para leluhurnya. 

Salah satu ajaran yang masih dilakukan adalah menjalankan tradisi malam satu Suro, malam tahun baru Jawa yang dianggap sakral bagi masyakarat Jawa.

Malam satu Suro yang juga malam Tahun baru Jawa sangat lekat dengan budaya Jawa. Iring-iringan rombongan masyarakat atau yang biasa kita sebut kirab menjadi salah satu hal yang bisa kita lihat dalam ritual tradisi ini setiap tahun.

Para Santono dan abdi dalem karaton Surakarta Hadiningrat (kraton Solo) membawa benda pusaka Karaton menjadi sajian khas dalam iring-iringan kirab yang biasa dilakukan dalam tradisi Malam Satu Suro.

Di Kota Solo, biasanya dalam perayaan malam satu Suro banyak dikunjungi wisatawan dari daerah sekitarnya berjejer dipinggir jalan pada malam hari hanya ingin melihat kebo kyai Slamet lewat bersama rombongan abdi dalem membawa pusaka karaton.

Kebo /Mahesa kyai Slamet menjadi salah satu daya tarik bagi warga yang menyaksikan perayaan malam satu Suro. Keikut sertaan kebo bule ini dianggap keramat oleh masyarakat Jawa.

Tradisi malam satu Suro menitik beratkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Karenanya, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua masyarakat Jawa yang hadir merayakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.

Selain itu, sepanjang bulan Suro masyarakat Jawa meyakini untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling disini memiliki arti manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Sementara, waspada berarti manusia juga harus terjaga dan waspada dari godaan Duniawi.

Wong jowo ojo ilang jawane

Tetaplah menjadi manusia jawa yg berjati diri... 

(Tim)

Posting Komentar

0 Komentar